Kumpulan Cerita Anak dalam Satu Buku-https://perpustakaanguru.blogspot.com/
Kumpulan Cerita Anak dalam Satu Buku

Mendidik adalah sebuah panggilan hati. Jika pendidikan anak merupakan panggilan yang niscaya dari dalam diri, apa yang akan kita lakukan untuk menjawab panggilan tersebut?

Setiap orang wajib mendidik anaknya. Setiap orang berhak ikut terlibat dalam mendidik anak bangsa.
Apakah harus menyiapkan bekal mahal untuk mendidik? Apakah harus menuntaskan pendidikan tinggi untuk berpartisipasi? Apakah harus mempunyai kekayaan berlimpah untuk menjadi peduli? Tidak. Bahkan setiap nafas dan jentikan jaripun punya arti jika kita mau melakukannya. Karena itulah Indonesia Bercerita memilih langkah termudah, namun punya makna. Mengupayakan dan membangun cerita dan kebiasaan bercerita untuk terlibat dalam mendidik anak bangsa.

Kenapa memilih cerita sebagai media? Dalam pembentukan budaya, dimulai dari penciptaan perilaku berpola. Perilaku apa yang mudah untuk dijadikan pola? Tentu perilaku berulang yang mendatangkan kesenangan. Karena itulah Indonesia Bercerita memilih media cerita sebagai langkah mudah untuk semua bisa terlibat dalam mendidik anak bangsa.

Cerita jadi media mendidik sekaligus hiburan. Telah lama cerita ditinggalkan hanya sebagai kesenangan, tanpa makna yang menjadi muatan. Padahal cerita adalah cara halus nan ampuh untuk menanamkan nilai, menasehati dan mengubah perilaku tanpa menyakiti.

Cerita juga media yang menjaga anak tetap bisa berpikir secara terbuka. Keterbukaan atas berbagai
kemungkinan merupakan sumber kreativitas. Sebenarnya ada dua cara mendidik sederhana yang membuat sistem pada diri anak tetap terbuka, yaitu bertanya dan bercerita. Pertanyaan membuat anak menciptakan jawaban. Pada saat anak menciptakan penejelasan versi mereka sendiri, anak-anak sedang menciptakan sistem pribadinya. Instruksi dan perintah berefek sebaliknya, anak ditata dan dipolakan, sehingga membunuh kreativitasnya. Cerita juga punya sifat yang sama. Cerita berjalan pada track yang beriringan dengan anak dalam menciptakan sistem pribadi mereka sendiri. Ketika mendapatkan cerita, anak akan memaknai dengan caranya sendiri. Anak akan mengonstruksi nilai, cara berpikir dan merasa, serta berperilakunya, seiring dengan cerita yang disimaknya. Karena itulah cerita menjadi media menyenangkan yang ringan, tapi dahsyat dampaknya.

Inilah yang menjadi landasan, Indonesia Bercerita menggunakan cerita untuk mengemban misi pendidikan untuk anak bangsa. Indonesia memberikan cerita dan podcast gratis untuk dimanfaatkan dalam mendidik. Selain itu, Indonesia Bercerita juga berbagi buku elektronik gratis, melakukan workshp, pelatihan dan pendampingan untuk para pendidik dan orang tua. Indonesia Bercerita merupakan komunitas ‘pendidik’ yang membuat dan menggunakan cerita. Karena itu, cerita diciptakan, dikelola dan dimanfaatkan untuk saling berbagi satu dan yang lainnya. Istilahnya, cerita dari, oleh dan untuk kita semua. Dengan semangat berbagi, Indonesia Bercerita memfasilitasi dengan berbagai program penciptaan (#22hari220cerita, Program Cerita #FAYA) dan program berbagi sebagai tindak lanjutnya (#socialdistribution).
Program yang dijalankan Indoensia Bercerita telah berhasil menghimpun 30 cerita anak dan 22 podcast cerita anak. Cerita anak dapat diakses di page Indonesia Bercerita (http://www.facebook.com/IndonesiaBercerita) dan podcastnya bisa dinikmati dan diunduh di http://indonesiabercerita.org/, sedangkan berbagai pengetahuan tentang cerita dan bercerita dapat
disimak di http://blog.indonesiabercerita.org/.

Cerita-cerita yang masuk ke meja kerja Indonesia Bercerita direview dengan menggunakan pohon karakter. Apa itu pohon karakter? Pohon karakter adalah figur pohon sebagai personifikasi dari
manusia yang mempunyai karakter. Dalam pohon karakter terdapat karakter-karakter yang secara keseluruhan akan membangu diri anak. Karakterkarakter itu diletakkan pada posisi yang mencerminkan setiap bagian pohon. Ada karakter akar, karakter batang, karakter daun dan karakter buah. Kesamaan sifat itulah yang menyebabkan setiap karakter yang membangun anak juga punya tempat di pohon karakter.

Baca juga :
DOWNLOAD GRATIS 115 JUDUL KOLEKSI / KUMPULAN BUKU CERITA ANAK DAN REMAJA
BUKU-BUKU PELAJARAN UNTUK SMP KELAS 7, 8, 9 KURIKULUM 2013 
Materi Lengkap Tentang Analisis SKL-KI-KD-IPK-Silabus Tematik SD Kurikulum 2013

DAFTAR ISI

Loly Takut Bertanya > halaman 19
#pohonkarakter: Akar – Rasa Ingin Tahu
Penulis: Rudi Cahyono
Twitter: @rudicahyo
Facebook: Cahyono Rudi

Dreamland > halaman 25
#pohonkarakter: Akar – Rasa Ingin Tahu
Penulis: Adyta Purbaya
Twitter: @dheaadyta
Facebook: Adyta Purbaya

Normal > halaman 32
#pohonkarakter: Akar – Rasa Ingin Tahu
Penulis: Ummi Hasfa
Twitter: @diannafi
Facebook: ummihasfa

Satu Huruf yang Kubenci > halaman 37
#pohonkarakter: Akar – Penerimaan Diri
Penulis: Fadilla Dwianti Putri
Twitter: @dilladp
Facebook: Dilla Dwianti Putri

Lala Lada > halaman 48
#pohonkarakter: Akar – Penerimaan Diri
Penulis: Novianita Mulyani
Twitter: @novimm
Facebook: Novianita Mulyani


Putri yang Selalu Mengantuk > halaman 57
#pohonkarakter: Akar – Penerimaan Diri
Penulis: Amalia Achmad Mandala & Heni
Anggraini Mandala
Twitter: @amaliaachmad; @anggraini_heni
Facebook: Ch Amalia Achmad Mandala;

Kamu Boleh > halaman 66
#pohonkarakter: Akar – Berpikir Apresiatif
Penulis: Bukik
Twitter: @bukik
Facebook: Bukik Psikologi

Janji Pelangi > halaman 69
#pohonkarakter: Akar – Berpikir Apresiatif
Penulis: Irene Wibowo
Twitter: @sihijau
Facebook: Irene Wibowo

Monik dan Kaos Kaki > halaman  71
#pohonkarakter: Akar – Berpikir Apresiatif
Penulis: Mohammad Irfan Ramly
Twitter: @iphankdewe
Facebook: Mohammad Irfan Ramli II

Petualangan Fibouli > halaman 80
#pohonkarakter: Akar – Berpikir Apresiatif
Penulis: Hindraswari Enggar
Twitter: @enggard
Facebook: Hindraswari Enggar

Penulis itu Pintar > halaman 87
#pohonkarakter: Akar - Imajinatif
Penulis: Adyta Purbaya
Twitter: @dheaadyta
Facebook: Adyta Purbaya

Ollo Si Beruang > halaman 91
#pohonkarakter: Akar – Imajinatif
Penulis: Dwiagustriani, disunting oleh Bukik
Twitter: @dwiagustriani
Facebook: Dwiagustriani Darmawan

Bumi dan Bulan > halaman 96
#pohonkarakter: Batang – Rendah Hati
Penulis: Fadilla Dwianti Putri
Twitter: @dilladp
Facebook: Dilla Dwianti Putri

Si Bungsu Belajar Terbang > halaman 107
#pohonkarakter: Batang –Motivasi Diri
Penulis: Novianita Mulyani
Twitter: @novimm
Facebook: Novianita Mulyani

Balon > halaman 125
#pohonkarakter: Batang – Motivasi Diri
Penulis: Irene Wibowo
Twitter: @sihijau
Facebook: Irene Wibowo


Mimpi Nirmala > halaman 127
#pohonkarakter: Batang – Motivasi Diri
Penulis: Diana Siti Khadijah
Twitter: @andiana
Facebook: An Diana Moedasir

Rumah Motivasi > halaman 130
#pohonkarakter: Batang – Motivasi Diri
Penulis: Adyta Purbaya
Twitter: @dheaadyta
Facebook: Adyta Purbaya

Menggapai Bintang > halaman 136
#pohonkarakter: Batang – Motivasi Diri
Penulis: Deny Lestiyorini
Twitter: @Denald
Facebook: Deny Lestiyorini

Dongeng Mimpi > halaman  147
#pohonkarakter: Batang – Motivasi Diri
Penulis: Irene Wibowo
Twitter: @sihijau
Facebook: Irene Wibowo

Rumah untuk Kuki > halaman 150
#pohonkarakter: Batang – Pengelolaan Emosi
Penulis: Sitta Karina
Twitter: @sittakarina
Facebook: Sitta Karina

Salju Pertama Kia > halaman 156
#pohonkarakter: Batang – Pengelolaan Emosi
Penulis: Shofwan Al Banna Choiruzzad
Twitter: @ShofwanAlBanna
Facebook: Shofwan.a.Choiruzzad

Aku Sebal pada Mama > halaman 163
#pohonkarakter: Batang – Pengelolaan Emosi
Penulis: Dini Kaeka Sari
Twitter: @dkaekas
Facebook: Dini Kaeka Sari

Aku Kehilangan > halaman 166

#pohonkarakter: Batang – Kemandirian
Penulis: Dini Kaeka Sari
Twitter: @dkaekas
Facebook: Dini Kaeka Sari

Baca salah satu cerita untuk anak di bawah ini.

Loly Takut Bertanya
Oleh Kak Rudi Cahyono

Suatu sore, sedang berjalan santai seekor tikus hutan berwarna putih yang imut. Tikus ini sedang asik bermain menikmati siang hari yang panas sendiri. Tikus ini adalah Loly. Si Loly memang tikus yang suka menyendiri. Dia lebih suka memisahkan diri dari teman-temannya. Seperti siang di bawah mentari yang menyengat ini, Loly sedang asik menikmati hutan yang sunyi. Loly terus berjalan menyusuri rerumputan, melintasi perdu dan pepohonan, hingga berhentilah dia di tepi sungai.

Brum brum…..

Loly kaget. Sebuah makhluk asing sedang mendekat. 
Makhluk itu besar sekali dan suaranya menggelegar. Makhluk itu melintas pelan di dekat Loly. Suaranya berdecit memekakkan telinga. Rupanya ia berhenti di tepi sungai.

Loly mengamati terheran-heran dengan makhluk aneh itu. Dia mendekatinya, Ternyata makhluk yang besar itu adalah sebuah truk. Pintu truk terbuka. Ada yang keluar. Rupanya seseorang yang sedang buang air kecil di tepi sungai. Karena rasa ingin tahunya, Loly mendekat. Ia mengendus roda truk. Merayap, hingga sampai di bagian atas truk. Tiba-tiba terdengar derum keras, menandakan truk itu mau berjalan lagi. Loly merasakan getarannya. Tubuhnya terhuyung dan segera ia berpegangan pada kayu yang dijadikan bak truk. Cukup lama Loly menahan diri agar tidak terguling dan terjatuh. Sampai akhirnya truk itu berhenti. Loly ingin melepas lelah setelah lama tergoncang di atas truk. Ia turun perlahan dari atas truk. Kepalanya sedikit pening.
Tiiiin.. weeeeng, wuzzzz….

Suara gaduh datang dan pergi di sekitar Loly. Dia terheran. Belum pernah ia menyaksikan keramaian
seperti ini. Hanya ada sedikit pohon di tempat ini, tidak seperti di hutan, bahkan juga tidak mirip dengan hutan ketika digunduli si pembalak liar. Jika yang menjulang di hutan adalah bukit dan pepohonan, di tempat ini Loly menyaksikan banyak gedung pencakar langit. Selain itu, yang berkeliaran juga bukan binatang-binatang, tapi mobil dan sepeda motor yang banyak mengeluarkan asap dan dengan suara yang gaduh. Dari kejauhan melesat seekor belalang. Sedang asiknya terbang, sebuah mobil merah besar menyambarnya. Belalang itu melanting jauh. Untunglah dia selamat. Melihat kejadian itu, Loly jadi takut. Ia ingin menuju pohon-pohonan yang ada di seberang jalan. Mungkin itu adalah jalan kembali ke hutan, demikian pikirnya. Karena takut kena tabrak, Loly menyusuri tepian jalan. Dia melihat seekor ayam yang sedang asik bermain dengan anak-anaknya. Ingin sebenarnya ia bertanya, bagaimana cara bisa sampai ke pepohonan yang ada di seberang jalan sana. Loly mengurungkan niatnya. Ia takut dengan binatang yang tak dikenalnya. Ia malu bertanya. Karena itu, ia teruskan perjalanan.
Sudah berjalan jauh sampai kehausan, jalan yang dilalui Loly tidak pernah berbelok ke arah pepohonan yang ada di seberangnya.
Seekor monyet menyapa Loly.
“Hey, kamu mau ke mana?”
Dengan takut Loly menjawab, “Aku ingin ke pepohonan di seberang jalan sana.”
“Kenapa kamu tidak menyeberang?”
Apa? Menyeberang?! Monyet ini pasti gila. Belalang tadi saja sampai terpental jauh ditabrak kendaraan. Dia pasti ingin mencelakaiku, dalam hati Loly.
Loly tidak menghiraukan kata-kata monyet. Dia segera berlalu. Tubuhnya semakin lemah. Dia kehausan. Sampai akhirnya tubuhnya ambruk.
***
Loly membuka matanya perlahan. Matanya kabur. Samarsamar ia melihat bayangan hitam. Semakin jelas ia dapat melihat apa yang ada di depannya, seekor tikus tua berwarna abu-abu.
“Ak…aku di mana?” tanya Loly lemah
“Kamu di rumahku Loly.”
Mendengar namanya disebut, Loly kaget. Ia segera memperhatikan dengan seksama tikus keriput yang ada di depannya.
“Kakek Bronto.”
“Iya Loly, ini aku,” kata kakek yang ternyata tikus tua yang dikenali oleh Loly. “Kamu di rumahku,” lanjutnya.
“Bagaimana Loly bisa sampai di sini? Rumah kakek ini dimana?” Loly masih heran.
“Kamu tadi kakek temukan pingsan di tepi jalan. Ini rumah kakek, di kota,” jelas kakek. “Tapi kenapa kamu bisa sampai ke sini?” tanya kakek balik.

Loly menceritakan awal mulai dari hutan hingga ia berada di kota besar ini. Kakekpun juga menceritakan perjalanannya 5 tahun yang lalu hingga mempunyai rumah/sarang di kota besar ini.

“Tadi Loly menyusuri jalan. Kenapa jalan itu tidak berbelok ke arah seberang ini ya Kek? Lalu Kakek tadi lewat mana?”

“Yang namanya jalan itu, ya terus tak terputus, panjang.
Tidak ada jalan yang ujungnya berbelok ke arah seberang jalan. Kalau kamu ingin menyeberang, ya lewat jembatan penyeberangan dong, Loly.”

“Tadi sebenarnya seekor monyet menyuruh Loly menyeberang. Cuma Loly takut ditipu oleh monyet itu.
Ternyata ada jembatan untuk menyeberangnya ya kek?”

“Iya. Ada jembatan penyeberangan, ada zebra cross untuk menyeberang. Ada polisi yang membantu para penyeberang jalan.”

Mereka bercengkerama melepas kangen, sekaligus membahas ketersesatan Loly karena tidak berani
bertanya.

“Bertanya itu penting Loly, agar kita lebih tahu, agar kita tidak tersesat, seperti kamu ini. Biasakan untuk berani bertanya, Loly.”

“Iya kek. Loly tidak mau ini terjadi lagi. Mulai sekarang, Loly akan bertanya jika tidak tahu.”

Itulah salah satu cerita dari buku yang saya update kali ini.
Prestasi Sekolah Bukan Semata, Hanya Kecerdasan Anak. 
Klik Bagikan sebelum Download