Senin, 14 Januari 2019 04.25

DOWNLOAD KUMPULAN CERPEN & DONGENG MINUMAN NUSANTARA

DOWNLOAD KUMPULAN CERPEN & DONGENG MINUMAN NUSANTARA


Sejak tahun 2016, Pusat Pembinaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melaksanakan kegiatan penyediaan buku bacaan. Ada tiga tujuan penting kegiatan ini, yaitu meningkatkan budaya literasi bacatulis, mengingkatkan kemahiran berbahasa Indonesia, dan mengenalkan kebinekaan Indonesia kepada peserta didik di sekolah dan warga masyarakat Indonesia.

Untuk tahun 2016, kegiatan penyediaan buku ini dilakukan dengan menulis ulang dan menerbitkan cerita rakyat dari berbagai daerah di Indonesia yang pernah ditulis oleh sejumlah peneliti dan penyuluh bahasa di Badan Bahasa. Tulis-ulang dan penerbitan kembali buku-buku cerita rakyat ini melalui dua tahap penting. Pertama, penilaian kualitas bahasa dan cerita, penyuntingan, ilustrasi, dan pengatakan. Ini dilakukan oleh satu tim yang dibentuk oleh Badan Bahasa yang terdiri atas ahli bahasa, sastrawan, illustrator buku, dan tenaga pengatak. Kedua, setelah selesai dinilai dan disunting, cerita rakyat tersebut disampaikan ke Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, untuk dinilai kelaikannya sebagai bahan bacaan bagi siswa berdasarkan usia dan tingkat pendidikan. Dari dua tahap penilaian tersebut, didapatkan 165 buku cerita rakyat.

Naskah siap cetak dari 165 buku yang disediakan tahun 2016 telah diserahkan ke Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk selanjutnya diharapkan bisa dicetak dan dibagikan ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Selain itu, 28 dari 165 buku cerita rakyat tersebut juga telah dipilih oleh Sekretariat Presiden, Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, untuk
diterbitkan dalam Edisi Khusus Presiden dan dibagikan kepada siswa dan masyarakat pegiat literasi.

Baca juga :
KUMPULAN BUKU CERITA UNTUK ANAK KOLEKSI PERPUSTAKAAN
PROPOSAL USBN SD/MI TAHUN PELAJARAN 2018/2019
GAJI GURU HONORER SEKOLAH DIAMBIL DARI DANA BOS SESUAI PERMENDIKBUD RI NOMOR 8 TAHUN 2017
Untuk tahun 2017, penyediaan buku dengan tiga tujuan di atas dilakukan melalui sayembara dengan mengundang para penulis dari berbagai latar belakang. Buku hasil sayembara tersebut adalah cerita rakyat, budaya kuliner, arsitektur tradisional, lanskap perubahan sosial masyarakat desa dan kota, serta tokoh lokal dan nasional. Setelah melalui dua tahap penilaian, baik dari Badan Bahasa maupun dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan, ada 117 buku yang layak digunakan sebagai bahan bacaan untuk peserta didik di sekolah dan di komunitas pegiat literasi. Jadi, total bacaan yang telah disediakan dalam tahun ini adalah 282 buku.

Penyediaan buku yang mengusung tiga tujuan di atas diharapkan menjadi pemantik bagi anak sekolah, pegiat literasi, dan warga masyarakat untuk meningkatkan kemampuan literasi baca-tulis dan kemahiran berbahasa Indonesia. Selain itu, dengan membaca buku ini, siswa dan pegiat literasi diharapkan mengenali dan mengapresiasi kebinekaan sebagai kekayaan kebudayaan bangsa kita yang perlu dan harus dirawat untuk kemajuan Indonesia. Selamat berliterasi baca-tulis!
Jakarta, Desember 2017

DAFTAR ISI


Buku nonteks pelajaran ini telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang, Kemendikbud Nomor: 9722/H3.3/PB/2017 tanggal 3 Oktober 2017 tentang Penetapan Buku Pengayaan Pengetahuan dan Buku Pengayaan Kepribadian sebagai Buku Nonteks Pelajaran yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk Digunakan sebagai Sumber Belajar pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.

Kamis, 03 Januari 2019 17.27

KUMPULAN BUKU CERITA UNTUK ANAK KOLEKSI PERPUSTAKAAN

Kumpulan Cerita Anak dalam Satu Buku-https://perpustakaanguru.blogspot.com/
Kumpulan Cerita Anak dalam Satu Buku

Mendidik adalah sebuah panggilan hati. Jika pendidikan anak merupakan panggilan yang niscaya dari dalam diri, apa yang akan kita lakukan untuk menjawab panggilan tersebut?

Setiap orang wajib mendidik anaknya. Setiap orang berhak ikut terlibat dalam mendidik anak bangsa.
Apakah harus menyiapkan bekal mahal untuk mendidik? Apakah harus menuntaskan pendidikan tinggi untuk berpartisipasi? Apakah harus mempunyai kekayaan berlimpah untuk menjadi peduli? Tidak. Bahkan setiap nafas dan jentikan jaripun punya arti jika kita mau melakukannya. Karena itulah Indonesia Bercerita memilih langkah termudah, namun punya makna. Mengupayakan dan membangun cerita dan kebiasaan bercerita untuk terlibat dalam mendidik anak bangsa.

Kenapa memilih cerita sebagai media? Dalam pembentukan budaya, dimulai dari penciptaan perilaku berpola. Perilaku apa yang mudah untuk dijadikan pola? Tentu perilaku berulang yang mendatangkan kesenangan. Karena itulah Indonesia Bercerita memilih media cerita sebagai langkah mudah untuk semua bisa terlibat dalam mendidik anak bangsa.

Cerita jadi media mendidik sekaligus hiburan. Telah lama cerita ditinggalkan hanya sebagai kesenangan, tanpa makna yang menjadi muatan. Padahal cerita adalah cara halus nan ampuh untuk menanamkan nilai, menasehati dan mengubah perilaku tanpa menyakiti.

Cerita juga media yang menjaga anak tetap bisa berpikir secara terbuka. Keterbukaan atas berbagai
kemungkinan merupakan sumber kreativitas. Sebenarnya ada dua cara mendidik sederhana yang membuat sistem pada diri anak tetap terbuka, yaitu bertanya dan bercerita. Pertanyaan membuat anak menciptakan jawaban. Pada saat anak menciptakan penejelasan versi mereka sendiri, anak-anak sedang menciptakan sistem pribadinya. Instruksi dan perintah berefek sebaliknya, anak ditata dan dipolakan, sehingga membunuh kreativitasnya. Cerita juga punya sifat yang sama. Cerita berjalan pada track yang beriringan dengan anak dalam menciptakan sistem pribadi mereka sendiri. Ketika mendapatkan cerita, anak akan memaknai dengan caranya sendiri. Anak akan mengonstruksi nilai, cara berpikir dan merasa, serta berperilakunya, seiring dengan cerita yang disimaknya. Karena itulah cerita menjadi media menyenangkan yang ringan, tapi dahsyat dampaknya.

Inilah yang menjadi landasan, Indonesia Bercerita menggunakan cerita untuk mengemban misi pendidikan untuk anak bangsa. Indonesia memberikan cerita dan podcast gratis untuk dimanfaatkan dalam mendidik. Selain itu, Indonesia Bercerita juga berbagi buku elektronik gratis, melakukan workshp, pelatihan dan pendampingan untuk para pendidik dan orang tua. Indonesia Bercerita merupakan komunitas ‘pendidik’ yang membuat dan menggunakan cerita. Karena itu, cerita diciptakan, dikelola dan dimanfaatkan untuk saling berbagi satu dan yang lainnya. Istilahnya, cerita dari, oleh dan untuk kita semua. Dengan semangat berbagi, Indonesia Bercerita memfasilitasi dengan berbagai program penciptaan (#22hari220cerita, Program Cerita #FAYA) dan program berbagi sebagai tindak lanjutnya (#socialdistribution).
Program yang dijalankan Indoensia Bercerita telah berhasil menghimpun 30 cerita anak dan 22 podcast cerita anak. Cerita anak dapat diakses di page Indonesia Bercerita (http://www.facebook.com/IndonesiaBercerita) dan podcastnya bisa dinikmati dan diunduh di http://indonesiabercerita.org/, sedangkan berbagai pengetahuan tentang cerita dan bercerita dapat
disimak di http://blog.indonesiabercerita.org/.

Cerita-cerita yang masuk ke meja kerja Indonesia Bercerita direview dengan menggunakan pohon karakter. Apa itu pohon karakter? Pohon karakter adalah figur pohon sebagai personifikasi dari
manusia yang mempunyai karakter. Dalam pohon karakter terdapat karakter-karakter yang secara keseluruhan akan membangu diri anak. Karakterkarakter itu diletakkan pada posisi yang mencerminkan setiap bagian pohon. Ada karakter akar, karakter batang, karakter daun dan karakter buah. Kesamaan sifat itulah yang menyebabkan setiap karakter yang membangun anak juga punya tempat di pohon karakter.

Baca juga :
DOWNLOAD GRATIS 115 JUDUL KOLEKSI / KUMPULAN BUKU CERITA ANAK DAN REMAJA
BUKU-BUKU PELAJARAN UNTUK SMP KELAS 7, 8, 9 KURIKULUM 2013 
Materi Lengkap Tentang Analisis SKL-KI-KD-IPK-Silabus Tematik SD Kurikulum 2013

DAFTAR ISI

Loly Takut Bertanya > halaman 19
#pohonkarakter: Akar – Rasa Ingin Tahu
Penulis: Rudi Cahyono
Twitter: @rudicahyo
Facebook: Cahyono Rudi

Dreamland > halaman 25
#pohonkarakter: Akar – Rasa Ingin Tahu
Penulis: Adyta Purbaya
Twitter: @dheaadyta
Facebook: Adyta Purbaya

Normal > halaman 32
#pohonkarakter: Akar – Rasa Ingin Tahu
Penulis: Ummi Hasfa
Twitter: @diannafi
Facebook: ummihasfa

Satu Huruf yang Kubenci > halaman 37
#pohonkarakter: Akar – Penerimaan Diri
Penulis: Fadilla Dwianti Putri
Twitter: @dilladp
Facebook: Dilla Dwianti Putri

Lala Lada > halaman 48
#pohonkarakter: Akar – Penerimaan Diri
Penulis: Novianita Mulyani
Twitter: @novimm
Facebook: Novianita Mulyani


Putri yang Selalu Mengantuk > halaman 57
#pohonkarakter: Akar – Penerimaan Diri
Penulis: Amalia Achmad Mandala & Heni
Anggraini Mandala
Twitter: @amaliaachmad; @anggraini_heni
Facebook: Ch Amalia Achmad Mandala;

Kamu Boleh > halaman 66
#pohonkarakter: Akar – Berpikir Apresiatif
Penulis: Bukik
Twitter: @bukik
Facebook: Bukik Psikologi

Janji Pelangi > halaman 69
#pohonkarakter: Akar – Berpikir Apresiatif
Penulis: Irene Wibowo
Twitter: @sihijau
Facebook: Irene Wibowo

Monik dan Kaos Kaki > halaman  71
#pohonkarakter: Akar – Berpikir Apresiatif
Penulis: Mohammad Irfan Ramly
Twitter: @iphankdewe
Facebook: Mohammad Irfan Ramli II

Petualangan Fibouli > halaman 80
#pohonkarakter: Akar – Berpikir Apresiatif
Penulis: Hindraswari Enggar
Twitter: @enggard
Facebook: Hindraswari Enggar

Penulis itu Pintar > halaman 87
#pohonkarakter: Akar - Imajinatif
Penulis: Adyta Purbaya
Twitter: @dheaadyta
Facebook: Adyta Purbaya

Ollo Si Beruang > halaman 91
#pohonkarakter: Akar – Imajinatif
Penulis: Dwiagustriani, disunting oleh Bukik
Twitter: @dwiagustriani
Facebook: Dwiagustriani Darmawan

Bumi dan Bulan > halaman 96
#pohonkarakter: Batang – Rendah Hati
Penulis: Fadilla Dwianti Putri
Twitter: @dilladp
Facebook: Dilla Dwianti Putri

Si Bungsu Belajar Terbang > halaman 107
#pohonkarakter: Batang –Motivasi Diri
Penulis: Novianita Mulyani
Twitter: @novimm
Facebook: Novianita Mulyani

Balon > halaman 125
#pohonkarakter: Batang – Motivasi Diri
Penulis: Irene Wibowo
Twitter: @sihijau
Facebook: Irene Wibowo


Mimpi Nirmala > halaman 127
#pohonkarakter: Batang – Motivasi Diri
Penulis: Diana Siti Khadijah
Twitter: @andiana
Facebook: An Diana Moedasir

Rumah Motivasi > halaman 130
#pohonkarakter: Batang – Motivasi Diri
Penulis: Adyta Purbaya
Twitter: @dheaadyta
Facebook: Adyta Purbaya

Menggapai Bintang > halaman 136
#pohonkarakter: Batang – Motivasi Diri
Penulis: Deny Lestiyorini
Twitter: @Denald
Facebook: Deny Lestiyorini

Dongeng Mimpi > halaman  147
#pohonkarakter: Batang – Motivasi Diri
Penulis: Irene Wibowo
Twitter: @sihijau
Facebook: Irene Wibowo

Rumah untuk Kuki > halaman 150
#pohonkarakter: Batang – Pengelolaan Emosi
Penulis: Sitta Karina
Twitter: @sittakarina
Facebook: Sitta Karina

Salju Pertama Kia > halaman 156
#pohonkarakter: Batang – Pengelolaan Emosi
Penulis: Shofwan Al Banna Choiruzzad
Twitter: @ShofwanAlBanna
Facebook: Shofwan.a.Choiruzzad

Aku Sebal pada Mama > halaman 163
#pohonkarakter: Batang – Pengelolaan Emosi
Penulis: Dini Kaeka Sari
Twitter: @dkaekas
Facebook: Dini Kaeka Sari

Aku Kehilangan > halaman 166

#pohonkarakter: Batang – Kemandirian
Penulis: Dini Kaeka Sari
Twitter: @dkaekas
Facebook: Dini Kaeka Sari

Baca salah satu cerita untuk anak di bawah ini.

Loly Takut Bertanya
Oleh Kak Rudi Cahyono

Suatu sore, sedang berjalan santai seekor tikus hutan berwarna putih yang imut. Tikus ini sedang asik bermain menikmati siang hari yang panas sendiri. Tikus ini adalah Loly. Si Loly memang tikus yang suka menyendiri. Dia lebih suka memisahkan diri dari teman-temannya. Seperti siang di bawah mentari yang menyengat ini, Loly sedang asik menikmati hutan yang sunyi. Loly terus berjalan menyusuri rerumputan, melintasi perdu dan pepohonan, hingga berhentilah dia di tepi sungai.

Brum brum…..

Loly kaget. Sebuah makhluk asing sedang mendekat. 
Makhluk itu besar sekali dan suaranya menggelegar. Makhluk itu melintas pelan di dekat Loly. Suaranya berdecit memekakkan telinga. Rupanya ia berhenti di tepi sungai.

Loly mengamati terheran-heran dengan makhluk aneh itu. Dia mendekatinya, Ternyata makhluk yang besar itu adalah sebuah truk. Pintu truk terbuka. Ada yang keluar. Rupanya seseorang yang sedang buang air kecil di tepi sungai. Karena rasa ingin tahunya, Loly mendekat. Ia mengendus roda truk. Merayap, hingga sampai di bagian atas truk. Tiba-tiba terdengar derum keras, menandakan truk itu mau berjalan lagi. Loly merasakan getarannya. Tubuhnya terhuyung dan segera ia berpegangan pada kayu yang dijadikan bak truk. Cukup lama Loly menahan diri agar tidak terguling dan terjatuh. Sampai akhirnya truk itu berhenti. Loly ingin melepas lelah setelah lama tergoncang di atas truk. Ia turun perlahan dari atas truk. Kepalanya sedikit pening.
Tiiiin.. weeeeng, wuzzzz….

Suara gaduh datang dan pergi di sekitar Loly. Dia terheran. Belum pernah ia menyaksikan keramaian
seperti ini. Hanya ada sedikit pohon di tempat ini, tidak seperti di hutan, bahkan juga tidak mirip dengan hutan ketika digunduli si pembalak liar. Jika yang menjulang di hutan adalah bukit dan pepohonan, di tempat ini Loly menyaksikan banyak gedung pencakar langit. Selain itu, yang berkeliaran juga bukan binatang-binatang, tapi mobil dan sepeda motor yang banyak mengeluarkan asap dan dengan suara yang gaduh. Dari kejauhan melesat seekor belalang. Sedang asiknya terbang, sebuah mobil merah besar menyambarnya. Belalang itu melanting jauh. Untunglah dia selamat. Melihat kejadian itu, Loly jadi takut. Ia ingin menuju pohon-pohonan yang ada di seberang jalan. Mungkin itu adalah jalan kembali ke hutan, demikian pikirnya. Karena takut kena tabrak, Loly menyusuri tepian jalan. Dia melihat seekor ayam yang sedang asik bermain dengan anak-anaknya. Ingin sebenarnya ia bertanya, bagaimana cara bisa sampai ke pepohonan yang ada di seberang jalan sana. Loly mengurungkan niatnya. Ia takut dengan binatang yang tak dikenalnya. Ia malu bertanya. Karena itu, ia teruskan perjalanan.
Sudah berjalan jauh sampai kehausan, jalan yang dilalui Loly tidak pernah berbelok ke arah pepohonan yang ada di seberangnya.
Seekor monyet menyapa Loly.
“Hey, kamu mau ke mana?”
Dengan takut Loly menjawab, “Aku ingin ke pepohonan di seberang jalan sana.”
“Kenapa kamu tidak menyeberang?”
Apa? Menyeberang?! Monyet ini pasti gila. Belalang tadi saja sampai terpental jauh ditabrak kendaraan. Dia pasti ingin mencelakaiku, dalam hati Loly.
Loly tidak menghiraukan kata-kata monyet. Dia segera berlalu. Tubuhnya semakin lemah. Dia kehausan. Sampai akhirnya tubuhnya ambruk.
***
Loly membuka matanya perlahan. Matanya kabur. Samarsamar ia melihat bayangan hitam. Semakin jelas ia dapat melihat apa yang ada di depannya, seekor tikus tua berwarna abu-abu.
“Ak…aku di mana?” tanya Loly lemah
“Kamu di rumahku Loly.”
Mendengar namanya disebut, Loly kaget. Ia segera memperhatikan dengan seksama tikus keriput yang ada di depannya.
“Kakek Bronto.”
“Iya Loly, ini aku,” kata kakek yang ternyata tikus tua yang dikenali oleh Loly. “Kamu di rumahku,” lanjutnya.
“Bagaimana Loly bisa sampai di sini? Rumah kakek ini dimana?” Loly masih heran.
“Kamu tadi kakek temukan pingsan di tepi jalan. Ini rumah kakek, di kota,” jelas kakek. “Tapi kenapa kamu bisa sampai ke sini?” tanya kakek balik.

Loly menceritakan awal mulai dari hutan hingga ia berada di kota besar ini. Kakekpun juga menceritakan perjalanannya 5 tahun yang lalu hingga mempunyai rumah/sarang di kota besar ini.

“Tadi Loly menyusuri jalan. Kenapa jalan itu tidak berbelok ke arah seberang ini ya Kek? Lalu Kakek tadi lewat mana?”

“Yang namanya jalan itu, ya terus tak terputus, panjang.
Tidak ada jalan yang ujungnya berbelok ke arah seberang jalan. Kalau kamu ingin menyeberang, ya lewat jembatan penyeberangan dong, Loly.”

“Tadi sebenarnya seekor monyet menyuruh Loly menyeberang. Cuma Loly takut ditipu oleh monyet itu.
Ternyata ada jembatan untuk menyeberangnya ya kek?”

“Iya. Ada jembatan penyeberangan, ada zebra cross untuk menyeberang. Ada polisi yang membantu para penyeberang jalan.”

Mereka bercengkerama melepas kangen, sekaligus membahas ketersesatan Loly karena tidak berani
bertanya.

“Bertanya itu penting Loly, agar kita lebih tahu, agar kita tidak tersesat, seperti kamu ini. Biasakan untuk berani bertanya, Loly.”

“Iya kek. Loly tidak mau ini terjadi lagi. Mulai sekarang, Loly akan bertanya jika tidak tahu.”

Itulah salah satu cerita dari buku yang saya update kali ini.
Prestasi Sekolah Bukan Semata, Hanya Kecerdasan Anak. 

DOWNLOAD GRATIS 115 JUDUL KOLEKSI / KUMPULAN BUKU CERITA ANAK DAN REMAJA

DOWNLOAD GRATIS 115 JUDUL KOLEKSI / KUMPULAN BUKU CERITA ANAK DAN REMAJA

Buku Cerita Anak SD Judul Berkarung Terperdaya-https://perpustakaanguru.blogspot.com/
Buku Cerita Anak SD Judul Berkarung Terperdaya
Kumpulan Buku-Buku yang kami bagikan ini merupakan buku-buku penunjang dalam program Gerakan LITERASI Sekolah (GLS) untuk di SEkolah Dasar.

Selain judul Buku Bacaan Di Atas kami menyajikan lagi sebanyak lebih kurang 115 buah judul buku. Buku-Buku Bacaan di bawah ini yang dapat dimiliki oleh siapa saja yang memerlukannya, dengan tujuan sebagai koleksi Perpustakaan di Sekolah.


Silahkan Unduh/Download sesuai judul yang akan diminutai.


  1. Download Buku Cerita Anak SD Judul Berkarung Terperdaya
  2. Burung Ajaib
  3. Cerita dari Tanah Papua
  4. Kisah Dua Putri dan Si Raja Ular
  5. Pak Belalang
  6. Dibalik Derita Si Boru Tombaga
  7. Gatotkaca Satria dari Pringgadani
  8. Jaka Prabangkara
  9. Kain Tenun dan Putra Mahkota
  10. Kesaktian Indra Maulana
  11. Pangeran Saputra
  12. Penunggu Sungai Kapuas
  13. Sari Gading
  14. Si Kodok Kata Malem, Baik Budi Penawan Hati
  15. Tombak Si Bagas Marhusor
  16. Nome
  17. Cerita Datuk Temiang Belah
  18. Karena Berebut Kelekak
  19. Ular Hitam Bukit Tenganan
  20. Pertarungan Sultan Maulana Hasanuddin
  21. Sumur Keramat Jati Herang
  22. Kamanippah Leluhur Orang Enggano
  23. Sang Piatu Menjadi Raja
  24. Asal Usul Nama Kecamatan Bantul
  25. Pangeran Purbaya dan Raksasa Jin Sepanjang
  26. Petualangan Baron Sakender
  27. Darman dan Darmin
  28. Dalem Boncel
  29. Kisah Dewi Samboja
  30. Nyi Rengganis dan Taman Banjarsari
  31. Si Buncir
  32. Si Kabayan
  33. Legenda Datuk Marsam Sang Belalang Kunyit
  34. Legenda Bukit Perak
  35. Banterang Surati
  36. Cinta di Pulau Mandangin
  37. Joko Dolog
  38. Kesatria yang Rendah Hati
  39. Asal Usul Burung Hantu
  40. Raja Sinadin
  41. Seri Genteng
  42. Asal-Usul Nama Kampung Uka-Uka
  43. Asal Mula Kotabaru
  44. Kisah Datu Diyang
  45. Kisah Datu Pemberani
  46. Legenda Telaga Alam Banyu Batuah
  47. Aki Balak
  48. Putri Kumalasari
  49. Bukit Batu Suli
  50. Nyai Balau
  51. Nyai Undang Ratu Rupawan dari Kupang
  52. Aji Batara Agung
  53. Kisah Si Pego
  54. Puan dan Si Taddung
  55. Asal Mula Penamaan Pulau Matang dan Pulau Karas
  56. Jenang Perkasa
  57. Meriam Tegak
  58. Naga Emas Danau Ranau
  59. Si Anak Emas Radin Jambat
  60. Cerita Si Dayang Rindu
  61. Air Mata Cilubintang
  62. Buaya Learisa Kayeli
  63. Cerita Persahabatan Pulau Haruku
  64. Putri Tujuh
  65. Misteri Pulau Imam
  66. Gong Robek yang Bertuah
  67. Ana Halo
  68. Asal Mula Desa Golo Nggelang
  69. Kakak Beradik Tange dan Berei
  70. Cendrawasih Si Burung Bidadari
  71. Kisah Marga Sani dan Mayor
  72. Biawak Zege
  73. Kurabesi
  74. Manik Manik Sakti dari Pohon Ngoi
  75. Siriway Warry
  76. Terjadinya Kampung Tablanusu
  77. Buah Ajaib
  78. Kampung Tarondam
  79. Kisah Burung Udang dengan Ikan Toman
  80. Mutiara dari Indragiri
  81. Si Bungsu
  82. Panglima To Dilaling
  83. Samba Paria
  84. Tobara dari Bone Talondo
  85. Tuing-Tuing dan Panci Emas
  86. Vova Sanggayu
  87. Dauppare
  88. La Tadampareng Puang Rimanggalatung
  89. Pangeran Barasa
  90. Tiga Sekawan dan Posalia
  91. Vulenggedingo
  92. Vuyul Punsu Negunggun
  93. Putri Waeruwondo
  94. Raja Indra Pitara
  95. Teladan Si Buu Buu
  96. Ansuang Bekeng
  97. Keke Panagian
  98. Lumimuut
  99. Asal Usul Danau Maninjau
  100. Puti Baduik
  101. Kisah Tiga Pangeran
  102. Antu Banyu
  103. Langkuse dan Putri Rambut Putih
  104. Pendekar Muda Tanjung Bengkulu
  105. Tiga Dewa Pendiri Jagad Basemah
  106. Bohong Merinang
  107. Danau Laut Tador
  108. Pengembaraan Syekh Ahmad
  109. Putri Lopian

Kata Sambutan

Kebiasaan membaca dan menulis merupakan sebuah kegiatan kreatif yang perlu terus dikembangkan dan dibudayakan di kalangan para siswa. Karena kita semua tahu, penguasaan ilmu pengetahuan sejatinya lebih banyak ditentukan oleh seberapa besar minat dan kemauan seseorang dalam melakukan aktivitas membaca sekaligus menulis. Semakin banyak yang dibaca, tentulah akan semakin banyak yang diketahui dan dipahami serta semakin banyak karya yang bisa diciptakan.

Namun realitas yang kita hadapi saat ini adalah masih rendahnya kemauan dan kemampuan para siswa untuk membaca, apalagi untuk mengekpresikannya ke dalam berbagai bentuk tulisan. Padahal kemauan dan kemampuan para siswa dalam hal membaca dan menulis tentu pada gilirannya, baik secara langsung maupun tidak langsung, akan mempengaruhi kemauan dan kemampuannya dalam membaca dan menulis. Kemampuan tersebut, jika terus terasah, suatu saat akan menghasilkan suatu penghargaan dan seperti yang tercantum pada pengantar Permendikbud Nomor 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, tertulis bahwa penumbuhan budi pekerti dapat ditumbuhkan salah satunya dengan penghargaan terhadap keunikan potensi peserta didik untuk dikembangkan, yaitu mendorong peserta didik gemar membaca dan mengembangkan minat yang sesuai dengan potensi bakatnya untuk memperluas cakrawala kehidupan di dalam mengembangkan dirinya sendiri.

Berharap dengan penghargaan dapat menumbuhkan budi pekerti pada siswa, maka diselenggarakanlah Lomba Menulis Cerita Remaja (LMCR) oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Selain itu LMCR diharapkan juga dapat menjadi sebuah daya dorong untuk memacu dan mengarahkan para siswa untuk berkompetisi menampilkan pengalaman hasil membaca untuk kemudian mengekspresikannya dalam karya tulis khususnya cerita anak. Karenanya kepada mereka yang terpilih menjadi pemenangnya diberikan berbagai penghargaan, baik dalam bentuk materi maupun nonmateri.

Buku yang kini di tangan pembaca ini merupakan 10 karya terbaik dari ajang Lomba Menulis Cerita Remaja (LMCR) tahun 2015 berdasarkan hasil penilaian objektif para dewan juri. Setelah dikumpulkan dan disunting lantas diterbitkan menjadi buku yang enak dibaca. Tujuan menerbitkan buku ini, selain merupakan upaya dokumentasi dan publikasi juga merupakan sosialisasi kepada para siswa. Diharapkan dengan membaca karya-karya rekan sejawatnya yang terdapat dalam buku ini mereka akan termotivasi untuk mengikuti Lomba Menulis Cerita Remaja (LMCR) pada masa yang akan datang. Buku ini didistribusikan ke perpustakaan-perpustakaan sekolah yang diharapkan akan ikut menambah jumlah koleksi buku-buku bacaan yang telah ada, dan dapat pula diakses naskah pemenang LMCR tahun 2011 s.d. 2014 pada laman: dikdasmen.kemdikbud.go.id. 

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah menyambut baik upaya penerbitan kumpulan tulisan karya-karya terbaik para siswa semacam ini. Diharapkan tradisi yang baik ini perlu terus dilanjutkan di masa-masa mendatang. Semoga publikasi hasil karya para siswa ini dapat menjadi pemicu dan pemacu semangat para siswa untuk terus berkarya secara kreatif dan inovatif. 

Di bawah ini merupakan BukuCerita Elektronik Bermutu yang dikeluarkan oleh Dikdasmen-Kemendikbud. Dan Buku-Buku ini merupakan Koleksi atau kumpulan hasil lomba menulis cerita yang telah diselenggarakan oleh Dirjen Dikdasmen Kemendikbud.
Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah

Sekretaris Direktorat Jenderal,

Buku Elektronik Antologi Cerpen LMCR 2015-https://perpustakaanguru.blogspot.com/
Buku Elektronik Antologi Cerpen LMCR 2015
Inilah Buku-Buku yang dapat dimiliki secara gratis. Silahkan download sesuai yang diminati.
1. Buku Elektronik Cerita Remaja hasil LRCM Tahun 2015 Jenjang SMP/MTs.

Buku ini merupakan antologi cerita pendek para pemenang Lomba Menulis Cerita (LMC) siswa SMP/MTs tahun 2015. Buku memuat 10 naskah cerita.


Kumpulan Cerita Anak-anak Hasil LMCR 2015-https://perpustakaanguru.blogspot.com/
Kumpulan Cerita Anak-anak Hasil LMCR 2015

Pengantar Sastrawan 

Membaca dan Menulis
Bekal Hari Depan Anak Bangsa
Oleh Taufiq Ismail

Pada tahun 2015, diadakan lagi Lomba Menulis Cerita Tingkat Sekolah Dasar (LMC-SD), yang diikuti peserta-peserta dari seluruh Indonesia. Entusiasme 1.002 siswa dari 29 provinsi yang mengikuti lomba ini sangat menggembirakan. Yang bertugas menilai dua tingkat Dewan Juri. Seleksi awal dalam 2 tahap oleh 6 anggota juri (Daniel Hariman Jacob, M. Hum., Yanusa Nugroho, SS, Rosidah Erowati, M. Hum., Fatin Hamama, Chairil Gibran Ramadhan, SS dan Dr. Ganjar Harimansyah, M. Hum sebagai ketua). Penilaian tahap final oleh 5 anggota juri (Joni Ariadinata, S. Pd., Dr. M. Yoesoef, M. Hum., Dr. Abdul Wachid, BS, M.Hum., Nenden Lilis Aisyah, M. Pd, dan Taufiq Ismail sebagai ketua).

Pertimbangan penilaian Dewan Juri melalui 3 kriteria yaitu kesesuaian tema, kekuatan cerita dan keunggulan bahasa. Di tahap terakhir juri mendapat kesempatan berdialog dengan siswa finalis, dan
mendiskusikan isi karangan mereka. Tanya jawab dengan siswa berumur 10-13 tahun ini merupakan pengalaman sangat berharga bagi juri, yang biasanya bertugas menilai peserta lomba menulis umur mahasiswa atau dewasa.

Akhirnya 10 finalis ditentukan, yang nama-nama, judul karangan dan asal sekolah dapat dibaca dalam Keputusan Dewan Juri. Karya pemenang dihimpun dalam buku ini. Judul kumpulan 10 cerita pemenang ini, “Mencari Ujung Pelangi”, diambilkan dari judul pemenang nomor satu Kalyana Adzhara, siswa SD Sekolah Alam Bogor. Kesepuluh karya pemenang ini sungguh menggembirakan.

Seluruh finalis suka membaca buku. Ada yang memakai fasilitas perpustakaan sekolah, tapi terbanyak dari kumpulan pribadi. Kita tentu berharap prestasi mereka berlanjut ke tingkat SMP, SMA dan seterusnya ke Perguruan Tinggi. Tetapi situasi pengajaran bahasa dan sastra di masa kini masih saja berat ke arah tata-bahasa.

Di SD diajarkan awalan-sisipan-akhiran. Di SMP awalan-sisipanakhiran. Kemudian definisi ini-itu. DI SMA lagi-lagi awalan-sisipanakhiran. Ditambah definisi ini-itu. Apakah itu fonem? Apakah itu majas? Beri tiga contoh. Kalau dilakukan survei ke sekolah-sekolah itu tentang apa pelajaran yang paling membosankan, maka mereka akan bersorak: pengajaran Bahasa Indonesia!

Kecintaan membaca buku tidak ditanamkan dengan semestinya. Padahal ciri sekolah di negara-negara maju adalah siswa-siswanya cinta dan ketagihan membaca buku. Buku-buku sastra tidak disediakan di perpustakaan sekolah dalam jumlah yang tepat. Kewajiban mengarang di mayoritas SMA cuma sekali setahun ketika akan naik kelas, persis seperti shalat Idulfitri.

Padahal, kalau dipetik angka dari AMS Hindia Belanda (setaraf SMA kini) tahun 1930-an 1940-an dahulu, maka kita temukan: 1) kewajiban membaca buku sastra 25 buku dalam 3 tahun, yaitu 9 di tahun pertama, 8 tahun kedua, 8 tahun ketiga, 2) kewajiban menulis 1 karangan seminggu, 18 karangan satu semester, 36 karangan setahun, 108 karangan dalam waktu 3 tahun.

Ketika tamat AMS siswa sebelum Indonesia merdeka itu telah membaca 25 buku sastra dan menulis 108 karangan dalam masa sekolah 3 tahun. Generasi cerdas itulah yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia: Sukarno, Hatta, Agus Salim, Sutan Syahrir, Tan Malaka, Syafrudin Prawiranegara, Muhammad Yamin, Sumitro Djojohadikusumo, Ali Sastroamidjojo dan seterusnya, dan seterusnya. Cerdas dan hebat sekali. Sekarang di SMA kita siswa membaca 0 (nol) buku sastra. Maksudnya?

Mereka cuma diarahkan membaca ringkasan supaya bisa lulus ujian. Yang ditanyakan dalam ujian akhir adalah misalnya “Salah Asuhan” karya siapa? Chairil Anwar lahir tahun berapa? Apa tema novel “Tak Putus Dirundung Malang”? Siswa-siswa tidak menikmati membaca karya sastra, karena fasilitas buku sangat minim.

Siswa tidak dibimbing mengarang secara semestinya. Mereka dilepas menulis secara bebas. Tuntunan tidak diberikan. Di zaman penjajahan siswa dituntun menulis setiap minggu, sehingga ketika tamat AMS mereka menulis 108 karangan. Hebat sekali. Sekarang di zaman sudah merdeka 71 tahun ini, siswa SMA cuma dibimbing mengarang 3-5 karangan setahun (di SMA favorit). Tapi di 25.597 SMA dan SMK kita, kewajiban mengarang cuma setahun sekali saja ketika akan naik kelas, mirip shalat Idulfitri.

Apa sebab terjadinya malapetaka ini? Sehabis pengakuan kedaulatan RI, sesudah 4 tahun revolusi, pada tahun 1950 arah pendidikan kita adalah memproduksi tenaga-tenaga ahli pembangunan fisik seperti jalan raya, bangunan, sekolah, jembatan, pasar, rumah sakit dan semacamnya. Tenaga insinyur, dokter dan ekonom sangat dipentingkan. Orangtua ingin anak-anak mereka jadi insinyur, dokter dan ahli ekonomi.

Akibatnya dalam silabus sekolah, kewajiban membaca buku 25 judul dalam 3 tahun dicoret. Tugas membaca dianggap menghabiskan waktu siswa. Kewajiban menulis satu karangan seminggu dihapus, sehingga siswa tidak lagi dibimbing menulis 108 karangan dalam 3 tahun. Yang penting siswa harus pintar menjawab soal-soal fisika, kimia, goniometri, stereometri, ilmu pasti dan hafal dalil-dalil ilmu ekonomi.


Inilah dalam dunia pendidikan, khususnya pengajaran bahasa dan astra, persoalan sangat berat yang kita hadapi. Menteri Anies Baswedan mewajibkan siswa SMA membaca buku 15 menit sebelum kelas dimulai. Ini langkah awal yang bagus sekali. Lomba Menulis Cerita Tingkat Sekolah Dasar (LMC-SD) ini, yang sudah dilakukan beberapa kali, adalah ikhtiar menanamkan bibit kemampuan menulis untuk siswa yang harus dilakukan terus-menerus. Kami para sastrawan, yang sudah sejak 1996 telah melakukan 9 kegiatan membawa sastra ke sekolah, sangat menyokong kegiatan ini.

2. Buku Elektronik Cerita Anak-anak Hasil Lomba LMCA SD/MI 2015

Buku ini merupakan antologi cerita pendek para pemenang Lomba Menulis Cerita (LMC) siswa SD/MI tahun 2015. Buku memuat 10 naskah cerita.
"Mencari Ujung Pelangi"Silahkan Download/Unduh dokumen, di sini.

Demikian Koleksi / Kumpulan dari beberapa Buku Cerita Anak dan Cerita Remaja yang dapat kami simpan secabagi dokumen dan layak semuanya untuk di baca.
Diberdayakan oleh Blogger.