DOWNLOAD GRATIS 115 JUDUL KOLEKSI / KUMPULAN BUKU CERITA ANAK DAN REMAJA

Buku Cerita Anak SD Judul Berkarung Terperdaya-https://perpustakaanguru.blogspot.com/
Buku Cerita Anak SD Judul Berkarung Terperdaya
Kumpulan Buku-Buku yang kami bagikan ini merupakan buku-buku penunjang dalam program Gerakan LITERASI Sekolah (GLS) untuk di SEkolah Dasar.

Selain judul Buku Bacaan Di Atas kami menyajikan lagi sebanyak lebih kurang 115 buah judul buku. Buku-Buku Bacaan di bawah ini yang dapat dimiliki oleh siapa saja yang memerlukannya, dengan tujuan sebagai koleksi Perpustakaan di Sekolah.


Silahkan Unduh/Download sesuai judul yang akan diminutai.


  1. Download Buku Cerita Anak SD Judul Berkarung Terperdaya
  2. Burung Ajaib
  3. Cerita dari Tanah Papua
  4. Kisah Dua Putri dan Si Raja Ular
  5. Pak Belalang
  6. Dibalik Derita Si Boru Tombaga
  7. Gatotkaca Satria dari Pringgadani
  8. Jaka Prabangkara
  9. Kain Tenun dan Putra Mahkota
  10. Kesaktian Indra Maulana
  11. Pangeran Saputra
  12. Penunggu Sungai Kapuas
  13. Sari Gading
  14. Si Kodok Kata Malem, Baik Budi Penawan Hati
  15. Tombak Si Bagas Marhusor
  16. Nome
  17. Cerita Datuk Temiang Belah
  18. Karena Berebut Kelekak
  19. Ular Hitam Bukit Tenganan
  20. Pertarungan Sultan Maulana Hasanuddin
  21. Sumur Keramat Jati Herang
  22. Kamanippah Leluhur Orang Enggano
  23. Sang Piatu Menjadi Raja
  24. Asal Usul Nama Kecamatan Bantul
  25. Pangeran Purbaya dan Raksasa Jin Sepanjang
  26. Petualangan Baron Sakender
  27. Darman dan Darmin
  28. Dalem Boncel
  29. Kisah Dewi Samboja
  30. Nyi Rengganis dan Taman Banjarsari
  31. Si Buncir
  32. Si Kabayan
  33. Legenda Datuk Marsam Sang Belalang Kunyit
  34. Legenda Bukit Perak
  35. Banterang Surati
  36. Cinta di Pulau Mandangin
  37. Joko Dolog
  38. Kesatria yang Rendah Hati
  39. Asal Usul Burung Hantu
  40. Raja Sinadin
  41. Seri Genteng
  42. Asal-Usul Nama Kampung Uka-Uka
  43. Asal Mula Kotabaru
  44. Kisah Datu Diyang
  45. Kisah Datu Pemberani
  46. Legenda Telaga Alam Banyu Batuah
  47. Aki Balak
  48. Putri Kumalasari
  49. Bukit Batu Suli
  50. Nyai Balau
  51. Nyai Undang Ratu Rupawan dari Kupang
  52. Aji Batara Agung
  53. Kisah Si Pego
  54. Puan dan Si Taddung
  55. Asal Mula Penamaan Pulau Matang dan Pulau Karas
  56. Jenang Perkasa
  57. Meriam Tegak
  58. Naga Emas Danau Ranau
  59. Si Anak Emas Radin Jambat
  60. Cerita Si Dayang Rindu
  61. Air Mata Cilubintang
  62. Buaya Learisa Kayeli
  63. Cerita Persahabatan Pulau Haruku
  64. Putri Tujuh
  65. Misteri Pulau Imam
  66. Gong Robek yang Bertuah
  67. Ana Halo
  68. Asal Mula Desa Golo Nggelang
  69. Kakak Beradik Tange dan Berei
  70. Cendrawasih Si Burung Bidadari
  71. Kisah Marga Sani dan Mayor
  72. Biawak Zege
  73. Kurabesi
  74. Manik Manik Sakti dari Pohon Ngoi
  75. Siriway Warry
  76. Terjadinya Kampung Tablanusu
  77. Buah Ajaib
  78. Kampung Tarondam
  79. Kisah Burung Udang dengan Ikan Toman
  80. Mutiara dari Indragiri
  81. Si Bungsu
  82. Panglima To Dilaling
  83. Samba Paria
  84. Tobara dari Bone Talondo
  85. Tuing-Tuing dan Panci Emas
  86. Vova Sanggayu
  87. Dauppare
  88. La Tadampareng Puang Rimanggalatung
  89. Pangeran Barasa
  90. Tiga Sekawan dan Posalia
  91. Vulenggedingo
  92. Vuyul Punsu Negunggun
  93. Putri Waeruwondo
  94. Raja Indra Pitara
  95. Teladan Si Buu Buu
  96. Ansuang Bekeng
  97. Keke Panagian
  98. Lumimuut
  99. Asal Usul Danau Maninjau
  100. Puti Baduik
  101. Kisah Tiga Pangeran
  102. Antu Banyu
  103. Langkuse dan Putri Rambut Putih
  104. Pendekar Muda Tanjung Bengkulu
  105. Tiga Dewa Pendiri Jagad Basemah
  106. Bohong Merinang
  107. Danau Laut Tador
  108. Pengembaraan Syekh Ahmad
  109. Putri Lopian

Kata Sambutan

Kebiasaan membaca dan menulis merupakan sebuah kegiatan kreatif yang perlu terus dikembangkan dan dibudayakan di kalangan para siswa. Karena kita semua tahu, penguasaan ilmu pengetahuan sejatinya lebih banyak ditentukan oleh seberapa besar minat dan kemauan seseorang dalam melakukan aktivitas membaca sekaligus menulis. Semakin banyak yang dibaca, tentulah akan semakin banyak yang diketahui dan dipahami serta semakin banyak karya yang bisa diciptakan.

Namun realitas yang kita hadapi saat ini adalah masih rendahnya kemauan dan kemampuan para siswa untuk membaca, apalagi untuk mengekpresikannya ke dalam berbagai bentuk tulisan. Padahal kemauan dan kemampuan para siswa dalam hal membaca dan menulis tentu pada gilirannya, baik secara langsung maupun tidak langsung, akan mempengaruhi kemauan dan kemampuannya dalam membaca dan menulis. Kemampuan tersebut, jika terus terasah, suatu saat akan menghasilkan suatu penghargaan dan seperti yang tercantum pada pengantar Permendikbud Nomor 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, tertulis bahwa penumbuhan budi pekerti dapat ditumbuhkan salah satunya dengan penghargaan terhadap keunikan potensi peserta didik untuk dikembangkan, yaitu mendorong peserta didik gemar membaca dan mengembangkan minat yang sesuai dengan potensi bakatnya untuk memperluas cakrawala kehidupan di dalam mengembangkan dirinya sendiri.

Berharap dengan penghargaan dapat menumbuhkan budi pekerti pada siswa, maka diselenggarakanlah Lomba Menulis Cerita Remaja (LMCR) oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Selain itu LMCR diharapkan juga dapat menjadi sebuah daya dorong untuk memacu dan mengarahkan para siswa untuk berkompetisi menampilkan pengalaman hasil membaca untuk kemudian mengekspresikannya dalam karya tulis khususnya cerita anak. Karenanya kepada mereka yang terpilih menjadi pemenangnya diberikan berbagai penghargaan, baik dalam bentuk materi maupun nonmateri.

Buku yang kini di tangan pembaca ini merupakan 10 karya terbaik dari ajang Lomba Menulis Cerita Remaja (LMCR) tahun 2015 berdasarkan hasil penilaian objektif para dewan juri. Setelah dikumpulkan dan disunting lantas diterbitkan menjadi buku yang enak dibaca. Tujuan menerbitkan buku ini, selain merupakan upaya dokumentasi dan publikasi juga merupakan sosialisasi kepada para siswa. Diharapkan dengan membaca karya-karya rekan sejawatnya yang terdapat dalam buku ini mereka akan termotivasi untuk mengikuti Lomba Menulis Cerita Remaja (LMCR) pada masa yang akan datang. Buku ini didistribusikan ke perpustakaan-perpustakaan sekolah yang diharapkan akan ikut menambah jumlah koleksi buku-buku bacaan yang telah ada, dan dapat pula diakses naskah pemenang LMCR tahun 2011 s.d. 2014 pada laman: dikdasmen.kemdikbud.go.id. 

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah menyambut baik upaya penerbitan kumpulan tulisan karya-karya terbaik para siswa semacam ini. Diharapkan tradisi yang baik ini perlu terus dilanjutkan di masa-masa mendatang. Semoga publikasi hasil karya para siswa ini dapat menjadi pemicu dan pemacu semangat para siswa untuk terus berkarya secara kreatif dan inovatif. 

Di bawah ini merupakan BukuCerita Elektronik Bermutu yang dikeluarkan oleh Dikdasmen-Kemendikbud. Dan Buku-Buku ini merupakan Koleksi atau kumpulan hasil lomba menulis cerita yang telah diselenggarakan oleh Dirjen Dikdasmen Kemendikbud.
Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah

Sekretaris Direktorat Jenderal,

Buku Elektronik Antologi Cerpen LMCR 2015-https://perpustakaanguru.blogspot.com/
Buku Elektronik Antologi Cerpen LMCR 2015
Inilah Buku-Buku yang dapat dimiliki secara gratis. Silahkan download sesuai yang diminati.
1. Buku Elektronik Cerita Remaja hasil LRCM Tahun 2015 Jenjang SMP/MTs.

Buku ini merupakan antologi cerita pendek para pemenang Lomba Menulis Cerita (LMC) siswa SMP/MTs tahun 2015. Buku memuat 10 naskah cerita.


Kumpulan Cerita Anak-anak Hasil LMCR 2015-https://perpustakaanguru.blogspot.com/
Kumpulan Cerita Anak-anak Hasil LMCR 2015

Pengantar Sastrawan 

Membaca dan Menulis
Bekal Hari Depan Anak Bangsa
Oleh Taufiq Ismail

Pada tahun 2015, diadakan lagi Lomba Menulis Cerita Tingkat Sekolah Dasar (LMC-SD), yang diikuti peserta-peserta dari seluruh Indonesia. Entusiasme 1.002 siswa dari 29 provinsi yang mengikuti lomba ini sangat menggembirakan. Yang bertugas menilai dua tingkat Dewan Juri. Seleksi awal dalam 2 tahap oleh 6 anggota juri (Daniel Hariman Jacob, M. Hum., Yanusa Nugroho, SS, Rosidah Erowati, M. Hum., Fatin Hamama, Chairil Gibran Ramadhan, SS dan Dr. Ganjar Harimansyah, M. Hum sebagai ketua). Penilaian tahap final oleh 5 anggota juri (Joni Ariadinata, S. Pd., Dr. M. Yoesoef, M. Hum., Dr. Abdul Wachid, BS, M.Hum., Nenden Lilis Aisyah, M. Pd, dan Taufiq Ismail sebagai ketua).

Pertimbangan penilaian Dewan Juri melalui 3 kriteria yaitu kesesuaian tema, kekuatan cerita dan keunggulan bahasa. Di tahap terakhir juri mendapat kesempatan berdialog dengan siswa finalis, dan
mendiskusikan isi karangan mereka. Tanya jawab dengan siswa berumur 10-13 tahun ini merupakan pengalaman sangat berharga bagi juri, yang biasanya bertugas menilai peserta lomba menulis umur mahasiswa atau dewasa.

Akhirnya 10 finalis ditentukan, yang nama-nama, judul karangan dan asal sekolah dapat dibaca dalam Keputusan Dewan Juri. Karya pemenang dihimpun dalam buku ini. Judul kumpulan 10 cerita pemenang ini, “Mencari Ujung Pelangi”, diambilkan dari judul pemenang nomor satu Kalyana Adzhara, siswa SD Sekolah Alam Bogor. Kesepuluh karya pemenang ini sungguh menggembirakan.

Seluruh finalis suka membaca buku. Ada yang memakai fasilitas perpustakaan sekolah, tapi terbanyak dari kumpulan pribadi. Kita tentu berharap prestasi mereka berlanjut ke tingkat SMP, SMA dan seterusnya ke Perguruan Tinggi. Tetapi situasi pengajaran bahasa dan sastra di masa kini masih saja berat ke arah tata-bahasa.

Di SD diajarkan awalan-sisipan-akhiran. Di SMP awalan-sisipanakhiran. Kemudian definisi ini-itu. DI SMA lagi-lagi awalan-sisipanakhiran. Ditambah definisi ini-itu. Apakah itu fonem? Apakah itu majas? Beri tiga contoh. Kalau dilakukan survei ke sekolah-sekolah itu tentang apa pelajaran yang paling membosankan, maka mereka akan bersorak: pengajaran Bahasa Indonesia!

Kecintaan membaca buku tidak ditanamkan dengan semestinya. Padahal ciri sekolah di negara-negara maju adalah siswa-siswanya cinta dan ketagihan membaca buku. Buku-buku sastra tidak disediakan di perpustakaan sekolah dalam jumlah yang tepat. Kewajiban mengarang di mayoritas SMA cuma sekali setahun ketika akan naik kelas, persis seperti shalat Idulfitri.

Padahal, kalau dipetik angka dari AMS Hindia Belanda (setaraf SMA kini) tahun 1930-an 1940-an dahulu, maka kita temukan: 1) kewajiban membaca buku sastra 25 buku dalam 3 tahun, yaitu 9 di tahun pertama, 8 tahun kedua, 8 tahun ketiga, 2) kewajiban menulis 1 karangan seminggu, 18 karangan satu semester, 36 karangan setahun, 108 karangan dalam waktu 3 tahun.

Ketika tamat AMS siswa sebelum Indonesia merdeka itu telah membaca 25 buku sastra dan menulis 108 karangan dalam masa sekolah 3 tahun. Generasi cerdas itulah yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia: Sukarno, Hatta, Agus Salim, Sutan Syahrir, Tan Malaka, Syafrudin Prawiranegara, Muhammad Yamin, Sumitro Djojohadikusumo, Ali Sastroamidjojo dan seterusnya, dan seterusnya. Cerdas dan hebat sekali. Sekarang di SMA kita siswa membaca 0 (nol) buku sastra. Maksudnya?

Mereka cuma diarahkan membaca ringkasan supaya bisa lulus ujian. Yang ditanyakan dalam ujian akhir adalah misalnya “Salah Asuhan” karya siapa? Chairil Anwar lahir tahun berapa? Apa tema novel “Tak Putus Dirundung Malang”? Siswa-siswa tidak menikmati membaca karya sastra, karena fasilitas buku sangat minim.

Siswa tidak dibimbing mengarang secara semestinya. Mereka dilepas menulis secara bebas. Tuntunan tidak diberikan. Di zaman penjajahan siswa dituntun menulis setiap minggu, sehingga ketika tamat AMS mereka menulis 108 karangan. Hebat sekali. Sekarang di zaman sudah merdeka 71 tahun ini, siswa SMA cuma dibimbing mengarang 3-5 karangan setahun (di SMA favorit). Tapi di 25.597 SMA dan SMK kita, kewajiban mengarang cuma setahun sekali saja ketika akan naik kelas, mirip shalat Idulfitri.

Apa sebab terjadinya malapetaka ini? Sehabis pengakuan kedaulatan RI, sesudah 4 tahun revolusi, pada tahun 1950 arah pendidikan kita adalah memproduksi tenaga-tenaga ahli pembangunan fisik seperti jalan raya, bangunan, sekolah, jembatan, pasar, rumah sakit dan semacamnya. Tenaga insinyur, dokter dan ekonom sangat dipentingkan. Orangtua ingin anak-anak mereka jadi insinyur, dokter dan ahli ekonomi.

Akibatnya dalam silabus sekolah, kewajiban membaca buku 25 judul dalam 3 tahun dicoret. Tugas membaca dianggap menghabiskan waktu siswa. Kewajiban menulis satu karangan seminggu dihapus, sehingga siswa tidak lagi dibimbing menulis 108 karangan dalam 3 tahun. Yang penting siswa harus pintar menjawab soal-soal fisika, kimia, goniometri, stereometri, ilmu pasti dan hafal dalil-dalil ilmu ekonomi.


Inilah dalam dunia pendidikan, khususnya pengajaran bahasa dan astra, persoalan sangat berat yang kita hadapi. Menteri Anies Baswedan mewajibkan siswa SMA membaca buku 15 menit sebelum kelas dimulai. Ini langkah awal yang bagus sekali. Lomba Menulis Cerita Tingkat Sekolah Dasar (LMC-SD) ini, yang sudah dilakukan beberapa kali, adalah ikhtiar menanamkan bibit kemampuan menulis untuk siswa yang harus dilakukan terus-menerus. Kami para sastrawan, yang sudah sejak 1996 telah melakukan 9 kegiatan membawa sastra ke sekolah, sangat menyokong kegiatan ini.

2. Buku Elektronik Cerita Anak-anak Hasil Lomba LMCA SD/MI 2015

Buku ini merupakan antologi cerita pendek para pemenang Lomba Menulis Cerita (LMC) siswa SD/MI tahun 2015. Buku memuat 10 naskah cerita.
"Mencari Ujung Pelangi"Silahkan Download/Unduh dokumen, di sini.

Demikian Koleksi / Kumpulan dari beberapa Buku Cerita Anak dan Cerita Remaja yang dapat kami simpan secabagi dokumen dan layak semuanya untuk di baca.
Klik Bagikan sebelum Download